Yogyakarta, Iklan rokok dapat ditemui di manapun, di
media massa, baik yang cetak maupun elektronik, hingga di jalan-jalan.
Bahkan dapat dikatakan iklan rokok merupakan salah satu penyumbang dana
terbesar dalam event-event berskala besar seperti acara musik dan
(terkadang) olahraga, di samping iklan minuman berenergi.
Mungkin
yang tidak banyak disadari orang adalah iklan rokok ini 'mencuci otak'
mereka. walaupun secara tidak langsung. Dan sasaran utamanya tak lain
dan tak bukan, generasi muda, khususnya remaja.
Lalu seberapa
besar pengaruh iklan rokok ke anak-anak dan remaja? Ketika ditemui di
kediamannya, Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. dari Quit Tobacco
Indonesia Fakultas Kedokteran UGM, menuturkan beberapa studi memaparkan
bahwa iklan rokok merupakan faktor potensial pencetus inisiasi merokok
di kalangan remaja.
Gilbert J. Botvin dkk (1991) mislnya, pernah
mengamati remaja kelas 8 dan 9 di New York Amerika Serikat dan menemukan
bahwa remaja yang dapat dengan cepat mengenal merek rokok melalui
gambar iklan cenderung merokok. Begitu pula dengan remaja yang merokok
untuk coba-coba (perokok eksperimental) menunjukkan pengenalan terhadap
iklan rokok yang lebih daripada remaja yang tidak merokok.
Begitu
pula dengan Linda G. Pucci dan Michael Siegel (1999) yang melakukan
penelitian terhadap remaja usia 12-15 tahun di Massachusset, Amerika
selama empat tahun. Studi ini memaparkan bahwa merek rokok yang
mempunyai frekuensi tinggi tampil di majalah yang populer di kalangan
remaja bisa ditengarai sebagai merek rokok pertama yang coba dihisap
perokok pemula.
Bahkan studi yang sama juga menunjukkan bahwa
perokok remaja memilih merek rokok yang paling sering muncul di majalah
populer di kalangan remaja tersebut.
Berdasarkan studi lain,
James D. Sargent dkk (2000) mengikuti sejumlah anak kelas 4 hingga si
anak masuk SMA (kelas 11) di daerah rural di Vermont, Amerika. Dari situ
peneliti menemukan bahwa remaja dengan tingkat penerimaan terhadap
promosi rokok tinggi (mempunyai dan memakai barang-barang dengan logo
merek rokok) menunjukkan kecenderungan untuk merokok atau mengubah
statusnya dari tidak merokok menjadi perokok eksperimen dan berlanjut ke
perokok teratur.
Bagaimana dengan penelitian di Indonesia?
Sungguh
ironis mengingat pendidikan di negara maju seperti Amerika sudah tinggi
namun tetap tak sanggup membendung pengaruh iklan rokok pada generasi
muda. Bagaimana dengan Indonesia? Di Yogyakarta sendiri, Quit Tobacco
Indonesia, Fakultas Kedokteran UGM berhasil mengamati 1.046 pelajar pria
dan 1.086 pelajar perempuan yang berasal dari 22 SMP dan SMA di
Yogyakarta.
Hasilnya, persentase terbesar kecenderungan merokok
pada remaja di Yogyakarta diakibatkan paparan iklan dan sponsor rokok,
terutama pada remaja perempuan (66,7 persen) dan pernah mendapatkan
rokok gratis dari perusahaan rokok pada remaja laki-laki (52,1 persen).
Disusul
dengan pernah memiliki barang promosi atau merchandise dari perusahaan
rokok (50 persen pada remaja perempuan dan 38,4 pada remaja laki-laki),
serta terpengaruh promosi dari perusahaan rokok (50 persen pada remaja
perempuan dan 34,7 persen dari remaja laki-laki).
Kemudian
mengenai persepsi remaja Yogyakarta terhadap iklan rokok, diperoleh
fakta bahwa persepsi tertingginya adalah 'merokok mengurangi stres'
(63,1 persen), diikuti dengan 'merokok membuat pria mudah berbaur secara
sosial dengan teman-temannya' (45,9 persen) dan 'merokok membuat pria
lebih dewasa' (45,7 persen).
"Tapi ya karena mereka uangnya
banyak untuk mengiklankan, apalagi sekarang ada PAD/pendapatan asli
daerah karena desentralisasi mendorong pemerintah daerah untuk
meningkatkan pendapatannya. Salah satu caranya ya dari pemasangan iklan
rokok. Itu peluang apalagi kita gak punya kebijakan yang tegas soal
iklan rokok," tandas Yayi seperti ditulis Jumat (31/5/2013).
Bagi
Yayi, untuk itu diperlukan pengaturan yang ketat terhadap iklan dan
sponsor rokok di event apapun yang melibatkan generasi muda.
Yogyakarta Terpapar Promo Rokok Gratis
Written By Anonymous on Thursday, May 30, 2013 | 9:22 PM
Labels:
Kesehatan,
pengetahuan
Post a Comment